Friday, March 16, 2012

Dahlan: BBM Bersubsidi Naik, Pengusaha Kok Cengeng

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Marzuki Alie mengkritik perilaku para pengusaha yang menaikkan harga produk atau jasa ketika pemerintah berencana menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi maupun gaji pegawai negeri sipil.

Menurut Marzuki, kenaikan gaji PNS maupun harga BBM bersubsidi seharusnya tidak berdampak signifikan pada proses produksi barang dan jasa, karena BBM bersubsidi bukanlah komponen utama biaya proses produksi barang dan jasa.

"Mereka, kan, industri, mereka selama ini menggunakan BBM nonsubsidi. Masak BBM bersubsidi yang naik mereka teriak. Aneh kan mereka? Kalau BBM bersubsidi dinaikkan mereka teriak, berarti ada apa-apanya. Mereka berbohong kepada rakyat untuk mencari keuntungan pribadi dengan menyalahkan kebijakan pemerintah, atau mereka selama ini menggunakan BBM bersubsidi dalam proses industri mereka," kata Marzuki di Kompleks DPR, Jakarta, Kamis (15/3/2012).Hal itu dikatakan Marzuki menyikapi telah naiknya harga barang tertentu meskipun pemerintah belum menaikan harga BBM. Marzuki menilai para pengusaha hanya mengambinghitamkan pemerintah terkait rencana kenaikan harga BBM untuk kepentingan pribadi. Dia meminta Kementerian Perdagangan mengambil langkah untuk mengatasi masalah itu, jangan membiarkan mengikuti mekanisme pasar.

"Mereka menaikkan (harga) enggak ada relevansinya. Jadi bukan pemerintah yang salah. Pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi karena tanggungan subsidi semakin memberatkan. Sementara mereka menaikkan harga hanya karena mencari keuntungan. Kalau listrik naik, okelah harga barang naik, karena listrik komponen utama," kata politisi Partai Demokrat itu.

Pernyataan senada disampaikan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Dahlan Iskan. Menurut dia, pengusaha kerap memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. "Istilahnya nyelip di tikungan. Seharunya jangan begitulah. Naiknya (harga BBM) juga nanti, kenapa mesti sekarang naik? Menurut saya harus dikritik lah seperti itu," kata Dahlan.

Dahlan juga mengkritik sikap pengusaha yang menyalahkan pemerintah terkait rencana kenaikan harga BBM bersubsidi. "Itu pengusaha cengeng. Pengusaha kok cengeng. Sejak dulu saya memusuhi pengusaha cengeng. Tapi pengusaha yang bagus, serius harus dipuji," ucapnya.

Sumber: KOMPAS.com

No comments: