Oleh Dwi Sutjipto - Selasa, 17 Januari 2012
Pemimpin itu harus membawa perubahan. Bagi saya, ia juga harus menjadi orang yang mampu melihat lebih banyak, lebih jauh daripada orang lain. Bahkan, ia juga harus melihat sebelum orang lain melihat. Ini tidak mudah. Apalagi, ini bukan sekadar menjadi visi dan misi tapi harus dijalankan. Ini yang saya jalankan ketika memimpin Semen Gresik Grup (SGS). Tahun ini adalah tahun ke lima saya di SGS. Artinya, ini kali kedua pemegang saham percaya dengan saya.Semua ini tentu tidak terlepas dari trust yang saya dapatkan, baik dari pemegang dan karyawan. Kuncinya ya harus bekerja keras dan mau belajar terus. Dari hasil kerja kita, mereka akan memberikan trust.
Pertama kali saya mendapat amanat memimpin Semen Gresik, saya ada di Semen Padang. Saya bisa merasakan bagaimana pandangan orang-orang ketika itu. Dari unit usaha kecil, mereka pasti bertanya apa yang bisa saya lakukan. Dan dengan bekerja keras, mereka percaya itu.
Barangkali berbeda dengan pendekatan yang dilakukan orang lain, saya memilih tidak lansung menyampaikan visi dan misi saya. Saya memilih menjadi 'bagian dari mereka dulu". Yakni dengan memboyong keluarga tinggal di kompleks perumahan karyawan SG.
Bagi saya, ini memberi manfaat luar biasa. Berbagai kegiatan warga saya ikuti, termasuk memberikan latihan silat ke anak-anak karyawan. Memberi hal yang bermanfaat bagi saya adalah kewajiban, sekecil apa pun pemberian ini. Secara tak langsung, ini memberi efek luar biasa. Komunikasi kami menjadi lancar. Kami bisa saling sapa layaknya kawan. Ini artinya, mereka menganggap saya menjadi bagian dari mereka.
Baru setelah empat bulan, saya menyampaikan visi saya. Yakni membawa perubahan. Salah satunya adalah mewujudkan sinergi Semen Padang, Tonasa dan Gresik menjadi SGS. Bertahun-tahun, keinginan ini tidak terlaksana.
Hal yang saya lakukan sejatinya tidak luar biasa. Saya hanya menggugah kesadaran teman-teman di Semen Gresik yang kala itu sudah merasa di zona aman. Bagi saya, ini justru berbahaya karena ini artinya teman-teman sudah berada di kurva S. Jika tidak disadari dengan membuat inovasi dan strategi, setelah ada di ujung S, kita akan melandai untuk membentuk kurva S lagi. Dan ini diawali dengan turun lebih dalam.
Ini juga yang terus kami lakukan. Begitu kami 'merasa' ada di comfort zone, kami harus melakukan terobosan, secara vertikal maupun horisontal. Cara yang kami lakukan adalah terus berinovasi, membangun bisnis, serta mengembangkan diri.
Tahun ini adalah tahun ketiga saya mengadakan inovation award bagi karyawan. Pemenang akan mendapatkan penghargaan. Intinya inovation award ini untuk mengasah kemampuan karyawan menciptakan sesuatu yang harus bisa diimplementasikan dan memberikan manfaat perusahaan. Tahun 2010, inovasi ini bisa memberikan kontribusi pendapatan Rp 400 miliar.
Ini yang terus saya lakukan agar tak gampang berpuas diri.
No comments:
Post a Comment