Sunday, November 25, 2012

Kapolres Dharmasraya Disandera Penambang Emas Liar

Penertiban illegal minning (penambangan ilegal) di Sitiung V, Jorong Aurjaya, Kanagarian Kotopadang, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya, Sabtu (24/11), berakhir rusuh.

Bahkan, Kapolres Dharmasraya AKBP Chairul Azis dan Briptu Marjulis sempat d­pukuli dan disandera warga. Selain itu, tiga orang anggota Polres Dharmasraya juga ikut terluka dan dirawat di RSUD Sungaidareh, Dharmasraya.

Hingga berita ini diturunkan, Minggu (25/11) dini hari, empat petugas Polres Dharmasaraya diketahui bernama Briptu Marjulis, Ipda Teddi, Briptu Robi Sanekal Putra, dan Briptu Roni Asbudi, masih menjalani perawatan intensif di RSUD Sungaidareh. Sedangkan Kapolres Dharmasraya AKBP Chairul Azis, sudah diperbolehkan pulang usai menjalani perawatan.

Informasi dihimpun Padang Ekspres dari kepolisian, kejadian berawal dari penertiban tambang emas ilegal di Sitiung V, Jorong Aurjaya, Kenagarian Kotopadang, Kecamatan Sitiung, Kabupaten Dharmasraya sekitar pukul 12.30.

Operasi penertiban itu dipimpin Kapolsek Kotobaru, AKP Yana Widia bersama 10 orang anggotanya. Di mana, jarak dari Mapolsek Kotobaru menuju lokasi diperkirakan 20 km. Sesampai di lokasi, personel kepolisian ini langsung menertibkan penambangan ilegal. Mengetahui kedatangan petugas, penambang langsung kocar-kacir menyelamatkan diri. Waktu itulah polisi berhasil mengamankan dua orang penambang.

Tak lama kemudian, kedua penambang ini digelandang ke Mapolsek Kotobaru oleh empat petugas termasuk Kapolsek. Se­dangkan tujuh petugas lainnya, tetap berjaga-jaga di sekitar dua dompleng yang digunakan kedua pelaku. Selain mengamankan pelaku, menurut Kapolsek, pihaknya kembali ke markas untuk menambah jumlah personel guna membawa kedua dompleng itu ke Mapolsek.

Sekitar pukul 14.00, tiba-tiba sekitar 300 orang massa me­ngepung ketujuh petugas yang mengamankan barang bukti (dompleng, red).  Tak sampai di situ, mereka juga mengejar dan memukuli petugas. Melihat kondisi itu, petugas langsung meninggalkan lokasi dan berupaya meminta bantuan ke Mapolres Dharmasraya.

Sekitar pukul 15.30, Kapolres Dharmasraya Chairul Aziz bersama 15 anggotanya langsung menuju lokasi untuk menyelamatkan anggotanya dan menenangkan situasi. Namun belum sampai ke lokasi, rombongan Kapolres dihadang sekitar 500-an massa.

Waktu itu, massa tampak beringas dan berupaya men­yerang rombongan dengan memecahkan kaca mobil Kapolres. Melihat kondisi itu, petugas melepaskan tembakan peri­ngatan ke udara. Bukannya massa takut, namun malah mem­buat mereka bertambah beringas. Petugas pun kembali melepaskan tembakan peringatan. Emosi massa tetap tak terbendung dan menyerang petugas. Sebagian petugas ter­lihat menyelamatkan diri. Namun, Kapolres dan Briptu Mar­julis berhasil disandera warga.   

Massa tidak akan melepaskan keduanya, sebelum kedua pelaku berhasil diamankan polisi dilepaskan. Setelah dilakukan negosiasi, Kapolres dan anggotanya dilepaskan warga sekitar pukul 21 .00 WIB tadi malam (24/11). Ini setelah polisi me­lepaskan kedua pelaku sempat ditahan polisi. Hingga berita ini diturunkan, Padang Ekspres belum mengetahui identitas kedua warga itu.

Kapolres Dharmasraya AKB Chairul Azis yang ditemui di RSUD Sungaidareh tadi malam mengatakan, pihaknya akan gentar memberantas aktivitas penambangan emas ilegal di wilayah tersebut, termasuk sejumlah lokasi lainnya di Dharmasraya. Bahkan, hari ini Kapolres bersama jajarannya kembali mendatangi lokasi guna melanjutkan penertiban. “Kita sudah koordinasikan dengan Brimob Polda dan Dalmas Polda Sumbar, termasuk Polres Sijunjung, Polres Sawahlunto untuk mem-back-up dalam melaku­kan penertiban di lokasi tambang itu,” kata Kapolres.

“Tidak ada kata takut. Yang jelas, kita akan mengusut tuntas aksi illegal minning di kawasan Dharmasraya ini, termasuk mengusut tuntas kekerasan yang telah dilakukan warga terhadap petugas kepolisian dalam menjalankan tugas,” tambahnya.

Sekitar pukul 20.30 tadi malam, sebanyak 76 personel Polres Sijunjung sudah sampai di lokasi. Selain itu, Brimob Polda dan Dalmas Polda Sumbar masing-masing 1 kompi, plus 2 pleton Polres Sawahlunto sudah beranjak menuju lokasi. (ita/rdo/rdi)

Sumber: http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=37602

1 comment:

danrhama andan said...

bapak2 pejabat daerah, Aparat, para bos2 PT emas nasional n internasional yang super2 kaya raya... biarkan para gurandil mengambil sedikit kebaikan alam untuk kelangsungan hidupnya. tak perlu dikejar2 atau dipentung bahkan di kerangkeng seperti binatang... toh berdirinya PT emas nasional n internasional tidak juga mensejahterakan msyarakat. mungkin para pekerja PT emas nasional n internasional pun entah dari mana2 pekerjanya... coba bayangkan dengan adanya penambangan emas rakyat RATUSAN RIBU TENAGA KERJA terserap dan itu hajat hidup orang banyak rakyat kita. yuk sama sama kita adil untuk semua. semua mencari penghidupan... ATURLAH SEBAIK MUNGKIN... toh emas dalam gunung itu bukan milik si A, si B, itu milik TUHAN - kalau disebut milik indonesia, sejak kapan bumi ini berkata "hai indonesia emas ini ku wariskan untuk mu" emas itu sudah ada sejak jutaan tahun yang lalu, carilah, ambilah, manfaatkanlah, berbagilah sama dan jangan bertengkar.. kelak engkau akan menemukan kehancuran jika mana engkau berkelahi - gelar "LIAR" dibelakang kata penambang itu sebutan yang sangat tidak manusiawi. berikan penyuluhan ke semua penambang rakyat tentang pembuangan limbah yang memenuhi standar dan reklamasi lingkungan. itu tugas pemerintah