Sunday, January 8, 2012

Pekan ini Bursa Rawan Koreksi

Para analis memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung terkoreksi pada pekan ini.
Secara teknikal, Managing Research Asset Management Reza Priyambada memperkirakan, indeks bursa pada saat pembukaan Senin (9/1) akan berada di zona merah.

Menurut Reza, level support IHSG berada dikisaran 3.845-3.860. Sedangkan level resistance-nya berada direntang 3.899 hingga 3.945. "Secara teknikal IHSG juga dalam posisi overbought, sehingga sepertinya investor akan masih melanjutkan profit taking," urainya, Sabtu (7/1).

Akhir pekan lalu (6/1), IHSG ditutup terkoreksi sebesar 0,42% menjadi 3.869,41. Namun selama minggu pertama di tahun 2012 ini, bursa domestik masih tercatat naik 1,24% dibandingkan penutupan akhir pekan sebelumnya, Jumat (30/12).

Bahkan, Reza memperkirakan selama sepekan depan IHSG dan semua sektor akan cenderung terkoreksi kecuali ada kejadian luar biasa yang bisa mengangkat bursa. Jikapun akan rebound, lanjutnya, IHSG memiliki posisi resistance di 3.930-3.985 sepanjang minggu ini.

Pengamat pasar modal Jimmy Dimas Wahyu memperkirakan, IHSG akan rebound ke menembus level 3.900. Namun, dia memperkirakan, indeks tidak akan bertahan lama di level tersebut karena rawan koreksi. "Kondisi ini mengindikasikan adanya peluang IHSG cenderung masih terkoreksi dengan prediksi level support di 3.728 - 3.767 selama sepekan depan," katanya.

Dia menjelaskan, kenaikan IHSG selama sepekan ditopang data-data Amerika Serikat (AS) yang positif. Hanya kekuatan sentimen positif dari negara yang memiliki perekonomian besar dunia tersebut, masih dikalahkan antisipasi pelaku pasar terhadap krisis di Uni Eropa.

"Wall Street sempat terkoreksi tajam, di akhir minggu kemarin setelah rilis data pengangguran Uni Eropa melaporkan adanya peningkatan pengangguran di bulan November," kata Jimmy.

Asal tahu saja, pada penutupan, Jumat (6/1), Indeks S&P 500 ditutup terkoreksi 0.3%. Indeks Dow Jones juga turun 0.5% dan ditutup pada posisi 12359.92 poin.

Berita dari Eropa yang kemungkinan akan dicermati pelaku pasar saham sepekan depan antara lain, hasil lelang obligasi pemerintah Italia dan Spanyol yang untuk pendanaan pelunasan utangnya. "Jika hasil lelang tidak sesuai keinginan pasar, tentu mata uang Euro akan tertekan dan menjadi sentimen negatif bagi pasar global," tambah Reza.

sumber: http://investasi.kontan.co.id

No comments: